Materi Dasar Untuk Sabuk Putih
SABUK PUTIH
I. KUDA-KUDA (SEOGI)
1. Naranhi Seogi Junbi
Kaki kiri digeser ke kiri (dibuka) selebar bahu, posisi kaki kanan dan kiri sejajar ke depan, lutut kedua kaki lurus, berat badan ditumpu oleh kedua kaki secara merata, titik berat badan berada ditengah-tengah kedua kaki, ini merupakan kuda-kuda dasar untuk berdiri tegak atau untuk aba-aba junbi.
2. Ap Seogi / Bal Chagi Junbi
Kuda-kuda ini dibentuk dengan melangkahkan kaki ke depan selebar bahu (seperti berjalan), dan telapak kaki belakang membentuk sudut 45 derajat dari poros. Kedua kaki lurus (lutut tidak ditekuk) dan berat badan dibagi rata pada kedua kaki. Pada saat latihan teknik agar memiliki posisi kuda-kuda yang sama, biasanya kaki kiri yang dilangkahkan ke depan (owen ap seogi). Posisi kepalan tangan yang didepan berada pada ketinggian antara dagu dan bahu, sementara kepalan tangan yang di belakang berada di depan dada/ulu hati dan tidak menempel pada badan. Apabila posisi kaki kanan di depan, maka kepalan tangan kanan juga berada di depan.
3. Ap Kubi
Jarak antara telapak kaki kanan dan kiri selebar abhu. Kuda-kuda ini dibentuk dengan menarik kaki ke belakang sejauh dua bahu, lutut kaki depan ditekuk (tulang kering tegak lurus terhadap lantai), sementara kaki belakang lurus (lutut tidak ditekuk). Telapak kaki belakang membentuk sudut 22.5 derajat. Pada saat latihan teknik, biasanya kaki kanan ditarik ke belakang (Oreun ap kubi seogi). Posisi kedua kepalan tangan berada di samping sabuk / pinggang (tulang rusuk laying). 60% berat badan ditumpu oleh kaki depan sedangkan 40% ditumpu kaki belakang.
4. Joo Choom Seogi
Kuda-kuda ini dibentuk dengan membuka kaki ke samping selebar dua bahu, dan lutut ditekuk (setengah jongkok) mengarah ke luar. Posisi badan tegak, berat badan dibagi sama rata pada kedua kaki. Posisi kedua kepalan tangan berada disamping sabuk/pinggang. Kaki kiri biasanya digeser ke samping kiri dan kaki kanan diam di tempat. Kedua kaki sejajar mengarah lurus ke depan. Posisi bongkong/pantat berada pada satu garis dengan tumit. Kuda-kuda ini diasumsikan seperti orang yang sedang menunggang kuda. Dalam latihan, kuda-kuda Joo Choom Seogi biasanya disertai dengan Momtong Jirugi.
II. TANGKISAN (MAKKI)
1. Bakat Palmok Are Bakat Makki
Tangkisan keluar arah bawah mwnggunakan lengan bawah bagian luar (bakat palmok). Kedua punggung kepalan tangan saling berhadapan (saling menyilang di depan dada), dengan posisi tangan yang akan menangkis berada di dalam. Kepalan tangan yang di luar, ditarik sambil diputar kesamping sabuk pinggang, punggung kepalan kea rah bawah. Kepalan tangan yang di dalam (untuk menangkis), diayunkan ke bawah sambil diputar, dibarengi dengan putaran pinggang, siku lengan sedikit ditekuk. Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/serentak. Biasanya tangan yang digunakan untuk menangkis, sama dengan kaki yang berada di depan. Tangkisan ini biasanya juga disebut Are Makki.
2. Bakat Palmok Eolgool Chukieo Makki
Tangkisan sentak (Chukieo Makki) arah atas untuk melindungi kepala (Eolgool) menggunakan lengan bawah bagian luar (Bakat Palmok). Kedua punggung kepalan tangan saling berhadapan (saling menyilang di depan dada), dengan posisi tangan yang akan menangkis berada di dalam. Kepalan tangan yang diluar, ditarik sambil diputar ke samping sabuk/pinggang, punggung kepalan kea rah bawah. Kepalan tangan yang di dalam (untuk menangkis) diayunkan ke atas sambil diputar (disentak, mendarat di depandahi, dengan jarak satu kepalan dari dahi), dibarengi dengan putaran pinggang, siku lengan ditekuk. Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/srntak. Biasanya tangan yang digunakan untuk menangkis, sama dengan kaki yang berada di depan.
3. Bakat Palmok Momtong An Makki
Tangkisan dari luar ke dalam (An Makki) dengan menggunakan lengan bawah bagian luar (Bakat Palmok), untuk melindungi perut/bagian tengah badan (Momtong). Kedua kepalan tangan berada di samping kepala (sekitar telinga), diayun sambil diputar ke depan arah perut (Momtong). Kepalan tangan untuk menangkis mendarat di depan dada, melintasi garis tengah badan, dengan punggung tangan menghadap ke depan, tinggi kepalan tangan di bawah dagu. Sedangkan kepalan tangan yang satunya ditarik sambil diputar ke samping sabuk/pinggang, punggugn kepalan ke arah bawah. Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/serentak. Biasanya tangan yang digunakan untuk menangkis, sama dengan kaki yang berada di depa. Teknik pada posisi baro, yaitu tangan dan kaki yang digunakan berbeda.
4. Bakat Palmok Momtong Bakat Makki
Tangkisan dari dalam ke luar (Bakat Makki) dengan menggunakan lengan bawah bagian luar (Bakat Palmok), untuk melindungi perut/bagian tengah badan (Momtong). Kedua punggung kepalan tangan saling berhadapan (saling menyilang di depan dada), dengan posisi tangan yang akan menangkis berada di dalam. Kepalan tangan yang di luar, ditarik sambil diputar ke samping sabuk/pinggang, punggung kepalan kea rah bawah. Kepalan tangan yang did alma (untuk menangkis) diayun keluar sambil diputar, dengan putaran pinggang, siku lengan ditekuk, tinggi kepalan tidak melewati bahu, dengan punggung tangan menghadap ke dalam/wajah. Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/serentak. Biasanya tangan yang digunakan untuk menangkis. Sama dengan kaki yang berada di depan. Teknik pada posisi baro, yaitu tangan dan kaki yang digunakan berbeda.
5. Bakat Palmok Hecho Are Bakat Makki
Tangkisan menggunakan dua tangan secara bersamaan (Hecho) dengan menggunakan lengan bawah bagian luar (Bakat Palmok) untuk menangkis ke arah bawah (Are). Yang diawali dengan posisi kedua punggung kepalan tangan menghadap ke depan (saling menyilang di depan dada). Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/serentak.
III. PUKULAN (JIRUGI)
1. A. Eolgool Baro Jirugi
Pukulan arah atas (kepala) dengan posisi tangan berlawanan dengan kaki yang berada di depan.
B. Momtong Baro Jirugi
Pukulan arah tengah (perut) dengan posisi tangan berlawanan dengan kaki yang berada di depan.
2. A. Eolgool Bande Jirugi
Pukulan arah ataas (kepala, tangan yang digunakan untuk memukul, sama dengan kaki yang berada di depan.
B. Momtong Bande Jirugi
Pukulan arah tengah (perut), tangan yang digunakan untuk memukul, sama dengan kaki yang berada di depan.
IV. TENDANGAN (CHAGI)
1. Eolgool Ap Chagi/Momtong Ap Chagi
Tendangan lurus ke depan dengan sasaran kepala (eolgool) atau perut (momtong). Tendengana ini menggunakan ujung telapak kaki bagian depan (ap chook) dengan jari kaki ditekuk ke belakang untuk menendang.
2. Deol O Chiki
Tendangan mencangkul, tendangan dengan kaki lurus (lutut tidak ditekuk) dengan sasaran kepala/bahu. Tendangan ini dilakukan dengan mengayun kaki setinggi mungkin, kemudian disentak ke bawah/diturunkan dengan tenaga (pada saat kaki pada posisi tertinggi), ke arah kepala/bahu.
3. Eolgool Dolyo Chagi/Momtong Dolyo Chagi
Tendangan melingkar dengan sasaran kepala (eolgool) atau perut (momtong). Tendangan ini dilakukan dengan menggunakan putaran pinggang dengan tujuan pengumpulan tenaga dari berat badan, dengan ujung telapak kaki bagian depan (ap chagi), dengan jari kaki ditekuk ke belakang untuk menendang sasaran, tetapi dapat juga dengan menggunakan punggung kaki atau (bal deung) untuk menendang sasaran.
I. KUDA-KUDA (SEOGI)
1. Naranhi Seogi Junbi
Kaki kiri digeser ke kiri (dibuka) selebar bahu, posisi kaki kanan dan kiri sejajar ke depan, lutut kedua kaki lurus, berat badan ditumpu oleh kedua kaki secara merata, titik berat badan berada ditengah-tengah kedua kaki, ini merupakan kuda-kuda dasar untuk berdiri tegak atau untuk aba-aba junbi.
2. Ap Seogi / Bal Chagi Junbi
Kuda-kuda ini dibentuk dengan melangkahkan kaki ke depan selebar bahu (seperti berjalan), dan telapak kaki belakang membentuk sudut 45 derajat dari poros. Kedua kaki lurus (lutut tidak ditekuk) dan berat badan dibagi rata pada kedua kaki. Pada saat latihan teknik agar memiliki posisi kuda-kuda yang sama, biasanya kaki kiri yang dilangkahkan ke depan (owen ap seogi). Posisi kepalan tangan yang didepan berada pada ketinggian antara dagu dan bahu, sementara kepalan tangan yang di belakang berada di depan dada/ulu hati dan tidak menempel pada badan. Apabila posisi kaki kanan di depan, maka kepalan tangan kanan juga berada di depan.
3. Ap Kubi
Jarak antara telapak kaki kanan dan kiri selebar abhu. Kuda-kuda ini dibentuk dengan menarik kaki ke belakang sejauh dua bahu, lutut kaki depan ditekuk (tulang kering tegak lurus terhadap lantai), sementara kaki belakang lurus (lutut tidak ditekuk). Telapak kaki belakang membentuk sudut 22.5 derajat. Pada saat latihan teknik, biasanya kaki kanan ditarik ke belakang (Oreun ap kubi seogi). Posisi kedua kepalan tangan berada di samping sabuk / pinggang (tulang rusuk laying). 60% berat badan ditumpu oleh kaki depan sedangkan 40% ditumpu kaki belakang.
4. Joo Choom Seogi
Kuda-kuda ini dibentuk dengan membuka kaki ke samping selebar dua bahu, dan lutut ditekuk (setengah jongkok) mengarah ke luar. Posisi badan tegak, berat badan dibagi sama rata pada kedua kaki. Posisi kedua kepalan tangan berada disamping sabuk/pinggang. Kaki kiri biasanya digeser ke samping kiri dan kaki kanan diam di tempat. Kedua kaki sejajar mengarah lurus ke depan. Posisi bongkong/pantat berada pada satu garis dengan tumit. Kuda-kuda ini diasumsikan seperti orang yang sedang menunggang kuda. Dalam latihan, kuda-kuda Joo Choom Seogi biasanya disertai dengan Momtong Jirugi.
II. TANGKISAN (MAKKI)
1. Bakat Palmok Are Bakat Makki
Tangkisan keluar arah bawah mwnggunakan lengan bawah bagian luar (bakat palmok). Kedua punggung kepalan tangan saling berhadapan (saling menyilang di depan dada), dengan posisi tangan yang akan menangkis berada di dalam. Kepalan tangan yang di luar, ditarik sambil diputar kesamping sabuk pinggang, punggung kepalan kea rah bawah. Kepalan tangan yang di dalam (untuk menangkis), diayunkan ke bawah sambil diputar, dibarengi dengan putaran pinggang, siku lengan sedikit ditekuk. Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/serentak. Biasanya tangan yang digunakan untuk menangkis, sama dengan kaki yang berada di depan. Tangkisan ini biasanya juga disebut Are Makki.
2. Bakat Palmok Eolgool Chukieo Makki
Tangkisan sentak (Chukieo Makki) arah atas untuk melindungi kepala (Eolgool) menggunakan lengan bawah bagian luar (Bakat Palmok). Kedua punggung kepalan tangan saling berhadapan (saling menyilang di depan dada), dengan posisi tangan yang akan menangkis berada di dalam. Kepalan tangan yang diluar, ditarik sambil diputar ke samping sabuk/pinggang, punggung kepalan kea rah bawah. Kepalan tangan yang di dalam (untuk menangkis) diayunkan ke atas sambil diputar (disentak, mendarat di depandahi, dengan jarak satu kepalan dari dahi), dibarengi dengan putaran pinggang, siku lengan ditekuk. Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/srntak. Biasanya tangan yang digunakan untuk menangkis, sama dengan kaki yang berada di depan.
3. Bakat Palmok Momtong An Makki
Tangkisan dari luar ke dalam (An Makki) dengan menggunakan lengan bawah bagian luar (Bakat Palmok), untuk melindungi perut/bagian tengah badan (Momtong). Kedua kepalan tangan berada di samping kepala (sekitar telinga), diayun sambil diputar ke depan arah perut (Momtong). Kepalan tangan untuk menangkis mendarat di depan dada, melintasi garis tengah badan, dengan punggung tangan menghadap ke depan, tinggi kepalan tangan di bawah dagu. Sedangkan kepalan tangan yang satunya ditarik sambil diputar ke samping sabuk/pinggang, punggugn kepalan ke arah bawah. Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/serentak. Biasanya tangan yang digunakan untuk menangkis, sama dengan kaki yang berada di depa. Teknik pada posisi baro, yaitu tangan dan kaki yang digunakan berbeda.
4. Bakat Palmok Momtong Bakat Makki
Tangkisan dari dalam ke luar (Bakat Makki) dengan menggunakan lengan bawah bagian luar (Bakat Palmok), untuk melindungi perut/bagian tengah badan (Momtong). Kedua punggung kepalan tangan saling berhadapan (saling menyilang di depan dada), dengan posisi tangan yang akan menangkis berada di dalam. Kepalan tangan yang di luar, ditarik sambil diputar ke samping sabuk/pinggang, punggung kepalan kea rah bawah. Kepalan tangan yang did alma (untuk menangkis) diayun keluar sambil diputar, dengan putaran pinggang, siku lengan ditekuk, tinggi kepalan tidak melewati bahu, dengan punggung tangan menghadap ke dalam/wajah. Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/serentak. Biasanya tangan yang digunakan untuk menangkis. Sama dengan kaki yang berada di depan. Teknik pada posisi baro, yaitu tangan dan kaki yang digunakan berbeda.
5. Bakat Palmok Hecho Are Bakat Makki
Tangkisan menggunakan dua tangan secara bersamaan (Hecho) dengan menggunakan lengan bawah bagian luar (Bakat Palmok) untuk menangkis ke arah bawah (Are). Yang diawali dengan posisi kedua punggung kepalan tangan menghadap ke depan (saling menyilang di depan dada). Kedua tangan digerakkan secara bersamaan/serentak.
III. PUKULAN (JIRUGI)
1. A. Eolgool Baro Jirugi
Pukulan arah atas (kepala) dengan posisi tangan berlawanan dengan kaki yang berada di depan.
B. Momtong Baro Jirugi
Pukulan arah tengah (perut) dengan posisi tangan berlawanan dengan kaki yang berada di depan.
2. A. Eolgool Bande Jirugi
Pukulan arah ataas (kepala, tangan yang digunakan untuk memukul, sama dengan kaki yang berada di depan.
B. Momtong Bande Jirugi
Pukulan arah tengah (perut), tangan yang digunakan untuk memukul, sama dengan kaki yang berada di depan.
IV. TENDANGAN (CHAGI)
1. Eolgool Ap Chagi/Momtong Ap Chagi
Tendangan lurus ke depan dengan sasaran kepala (eolgool) atau perut (momtong). Tendengana ini menggunakan ujung telapak kaki bagian depan (ap chook) dengan jari kaki ditekuk ke belakang untuk menendang.
2. Deol O Chiki
Tendangan mencangkul, tendangan dengan kaki lurus (lutut tidak ditekuk) dengan sasaran kepala/bahu. Tendangan ini dilakukan dengan mengayun kaki setinggi mungkin, kemudian disentak ke bawah/diturunkan dengan tenaga (pada saat kaki pada posisi tertinggi), ke arah kepala/bahu.
3. Eolgool Dolyo Chagi/Momtong Dolyo Chagi
Tendangan melingkar dengan sasaran kepala (eolgool) atau perut (momtong). Tendangan ini dilakukan dengan menggunakan putaran pinggang dengan tujuan pengumpulan tenaga dari berat badan, dengan ujung telapak kaki bagian depan (ap chagi), dengan jari kaki ditekuk ke belakang untuk menendang sasaran, tetapi dapat juga dengan menggunakan punggung kaki atau (bal deung) untuk menendang sasaran.
0 komentar:
Posting Komentar